Monday, December 5, 2011

D'gempors

Pernah merasakan jadi anak SMA? untuk yang belum merasakan, bersabarlah karena masa itu akan tiba, baik cepat maupun lambat, itupun bila diizinkan oleh Tuhan yang Maha Esa, maka bagi yang belum merasakan bangganya memakai baju putih abu berdo’alah agar Tuhan memberikan kemurahan hatinya untuk membuat orang yang belum menjadi anak SMA merasakannya. Dan untuk orang yang telah merasakan masa SMA ataupun yang sedang menjalani masa SMA-seperti saya-mungkin pernah mengalami hal seperti ini, tapi sebenarnya saya ragu kalau hanya saat SMA saja orang-orang dapat merasakannya-karena saya sendiri pernah merasakannya juga saat belum pakai seragam putih abu.
Tapi ya sudah lah, anggap saja kalau kejadian ini hanya bisa terjadi saat kita masuk dunia remaja-dunia yang banyak orang nantikan. Biar kedengarannya juga lebih dramatis dan lebih membuat kalau masa SMA ini lebih dahsyat.
Sebelum cas cis cus kemana-mana, saya mau Tanya dulu. Pernah punya gank?? Tapi bukan ini gank yang sempit diantara pemukiman yang berderet.
Oh maap, itu gang ya! (maap, pake P, kan orang sunda)
Setuju enggak betapa menyenangkan kalau punya teman-teman yang solid, baik, selalu ada saat kita sedih, senang, dan suka traktir. Hehehehehe
Pasti setuju kan? Nah kalau kita udah nyaman sama suatu pertemanan berarti enggak salah dong kalau kita bareng sama mereka. Walaupun kedengarannya kalu nge-gank itu serem, tapi percayalah bahwa gank yang saya dan teman-teman buat adalah bukan salah satu dari gank berbahaya yang sukanya mengacau dan melakukan hal-hal yang tidak berguna dan tidak membawa keuntungan.
Gank ini sebenarnya terbentuk akibat ketidaksengajaan kami yang sebenarnya satu sama lain diantara kami memang sengaja membuat kesengajaan itu menjadi terlihat seperti ketidaksengajaan yang memang benar-benar sebuah ketidaksengajaan.
Haduh, kalau enggak ngerti enggak apa-apa itu wajar karena memang saya menulis apa yang saya sendiri tidak mengerti, dan itu akan jadi aneh bila anda yang membaca dapat dengan mudah mengerti apa yang tadi saya katakan.
Sudahlah lupakan! Markijut (mari kita lanjut)
Kami-saya, Hani, Linda, Nure (diurutkan berdasarkan absen) hanyalah sekumpulan anak yang sebenarnya sudah tidak cocok dipanggil anak karena kami memang bukan anak-anak, tapi kami juga seorang manusia yang masih dipanggil anak oleh orang tua kami, karena kalu kami tidak dipanggil seperti demikian, maka patutlah kami bertanya-tanya akan status kami (tapi bukan status fb, twitter atau apalah itu situs jejaring yang banyak nian).
Tapi kami juga bukan orang dewasa yang selalu berpikiran rumit dan kehilangan khayalan tiap waktu karena harus berfikir dan bersikap realistis. tapi kami remaja, anak yang baru tumbuh dan baru akan memasuki zona dewasa, istilahnya kami ini sedang ada di tempat transit dari anak menuju dewasa.
Dan pada masa transit itu, kami dipertemukan, maka jadilah kami sekumpulan remaja yang dipertemukan oleh takdir, maka kami manamakan diri kami D’GEMPORS tarrraaaaaa……..!!!!!!!!
Terima kasih terima kasih, enggak usah berlebihan tepuk tangannya.
Tahu kan artinya gempor? Kalau yang belum tahu, karena saya baik dan mau berbagi ilmu, saya kasih tahu, tapi bukan karena saya tidak punya tempe maka saya beri anda tahu, tapi memang karena saya dengan tulus ingin memberi tahu tanpa ada kontraprestasi apapun.
Kalau anda akan sok jual mahal dan menjaga gengsi anda karena tidak mau diberi tahu oleh siswi kelas 11 ini, maka silakan anda mencari artinya di kamus bahasa Indonesia.
Kenapa harus di kamus bahasa Indonesia?
Karena dalam kamus bahasa Indonesia saja belum tentu ada, apalagi dalam kamus bahasa inggris, perancis, mandarin, jepang, korea, Zimbabwe, etiophia, arab, sunda, jawa, batak, sansekerta.
Apalagi kalau anda nekat mencarinya sampai ke kamus bahasa hewan, bahasa tubuh ataupun bahasa hati.
Karena saya tidak mau membuat anda repot karena harus memutar otak untuk mengetahui arti dari nama perkumpulan kami, maka saya beri tahu saja.
Gempor itu artinya semacam pegal karena telah melakukan kegiatan yang banyak, biasanya bagian tubuh yang sering terserang gempor adalah tangan dan kaki.
Lalu karena kami bukan atlet angkat besi atau pun penyedia jasa angkut di pasar, maka kami jarang gempor didaerah tangan (kecuali kalau sedang mengerjakan tugas akuntansi).
Karena kami memang pecinta jalan-jalan, maka kami sering sekali mengalami gempor saat sedang mencari barang ataupun hanya jalan-jalan. Dan karena filosofi itu pula kami menamakan diri sebagai D’GEMPORS, jeng jreng………
Pake S dibelakang kata gempor itu bukan berati kita selalu pengen makan es dan beradem-adem, itu karena kita berempat. Empat orang yang disatukan oleh persahabatan.

Bandung, 27 Oktober 2009

No comments:

Post a Comment